Munculnya
istilah "kepo", kita jadi
kurang bisa menghargai rasa keingintahuan orang dan usaha untuk membuka
obrolan.
munculnya
istilah "modus", kita jadi
kurang bisa menghargai rasa ingin membantu atau menolong dr seseorang yg
biasanya lawan jenis.
munculnya
istilah "galau", kita jadi
kurang bisa menghargai ekspresi emosi seseorang yg biasanya dia tuangkan pada
kata atau bahasa.
Sampai
pada akhirnya munculnya istilah "baper",
kita jadi kurang bisa menghargai perasaan orang lain yg memang terkadang bisa
muncul begitu mudahnya.
Bisa dibayangkan kan, jika budaya “Yaelah gitu aja baper” ini berlanjut dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari .
Bisa dibayangkan kan, jika budaya “Yaelah gitu aja baper” ini berlanjut dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari .
Selain akan menimbulkan kerenggangan hubungan
antar individu (akibat rasa sakit hati), budaya ini juga akan menimbulkan
kegagalan hubungan antar pribadi.
Dan jika saat ini
membiasakan hal ini, bukan tidak
mungkin di masa mendatang akan timbul generasi yang individualis, generasi yang
apatis, yang tidak peduli terhadap sesama dan selalu menyepelekan orang lain.
Apakah pergaulan
kita akan terus menerus menggerus rasa saling menghargai kita ? Digunakan
boleh, tapi seperlunya. Ingat situasi dan kondisi
Mari selamatkan norma pergaulan kita,
Mari selamatkan norma pergaulan kita,
kita Indonesia yg punya norma-norma !!
Dikutip dari
berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar